Meski Pandemi, Kasus Pelecehan Seksual terhadap Anak dan Perempuan di Sulsel Terus Meningkat
Minggu, 21 Februari 2021 20:32 WIB
MAKASSAR - Selama pandemi Covid-19, jumlah kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) ternyata masih terus mengalami peningkatan tiap tahunnya.
Kepala UPT Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (PPA) Sulsel, Meisy Papayungan mengatakan, ada tiga daerah di Sulsel yang menjadi penyumbang kasus terbanyak di tahun 2020, yakni Kota Makassar, Kabupaten Gowa dan Kota Pare-pare
Dia menjelaskan Sistem Informasi Online (Simfoni) PPA secara nasional mencatat, tahun 2019 lalu, jumlah kasus sebanyak 1.964 kasus. Masuk tahun 2020, jumlah kasus naik menjadi 1.996 kasus.
“Ada peningkatan 32 kasus dari setahun sebelumnya. Dari 1.996 kasus itu, masing-masing ada 1.602 yang korbannya perempuan dan anak perempuan. Kemudian, 392 kasus korbannya anak laki-laki. Selebihnya, ada dua kasus yang jenis kelamin korbannya tidak terekam dalam sistem,” katanya, Minggu 21 Februari 2021.
Meisy mengungkapkan dari angka 1.996 kasus tahun 2020 itu, dilaporkan paling banyak dari tiga daerah yakni Kota Makassar ada 1.120 kasus, Kota Parepare 136 kasus dan Kabupaten Gowa ada 100 kasus.
“Jenis kekerasan tertinggi adalah kekerasan fisik termasuk kekerasan seksual menyusul kekerasan psikis dan penelantaran,” ungkapnya.
Disebutkan, dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan di data pelaporan tahun 2020 lalu, ada dua daerah yang paling sedikit jumlah kasusnya yakni Kabupaten Toraja ada 3 kasus, Kabupaten Selayar ada 4 kasus.
"Sejumlah daerah dari pelaporannya, jumlah kasus sangat sedikit tapi faktanya di lapangan, ada banyak kejadian hasil koordinasi kita. Termasuk hasil pantauan dari media-media. Kemungkinan masih banyak yang belum di-entry,” jelas Meisy.
“Contohnya di Kabupaten Toraja, hanya ada 3 kasus, Kabupaten Selayar ada 4 kasus padahal sepengetahuan kita ada puluhan kasus,” tutupnya.