Sejarah Alfabet Fenisia, Huruf Yang Kita Gunakan Saat Ini

Rabu, 23 Juni 2021 18:02 WIB

Share
Alfabet Fenisia. Huruf ini digunakan oleh orang Fenisia untuk menulis bahasa Fenisia, sebuah bahasa Semitik Utara. (Public domain)
Alfabet Fenisia. Huruf ini digunakan oleh orang Fenisia untuk menulis bahasa Fenisia, sebuah bahasa Semitik Utara. (Public domain)

MAKASSAR, POSKOTASULSEL.CO.ID - Tahukah anda jika huruf alfabet yang digunakan sebagian besar warga bumi berasal dari abad ke-16 SM?

A-B-C-D-E-F-G dan seterusnya adalah urutan huruf yang berasal dari abad ke-16 SM. Alfabet ini diciptakan sekelompok kecil pedagang asal Fenisia. Mereka menciptakan dasar untuk alfabet Inggris modern dan alfabet lainnya.

Dalam penciptaannya, mereka mengatur sistem 22 konsonan ke dalam apa yang menjadi alfabet yang digunakan tidak hanya oleh penutur bahasa Inggris, tetapi oleh penutur banyak bahasa di dunia.

Fenisia tinggal di sepanjang pantai Mediterania di tempat yang sekarang Libanon. Mereka mendiami sejumlah negara kota berbeda, yang paling terkenal adalah Tirus, Byblos, dan Sidon. Tempat-tempat Fenisia ini sering berkonflik satu sama lain untuk mendominasi wilayah tersebut. Karena kurangnya kerjasama ini, Fenisia ditaklukkan dan dipaksa untuk membayar upeti kepada hampir setiap kerajaan di wilayah tersebut, termasuk Mesir, Het, Asyur, Babilonia, Persia, dan Yunani.

Lebih lanjut, ketika Fenisia menciptakan alfabet baru mereka, mereka bekerja dari simbol yang sudah digunakan di antara orang-orang Kanaan dan Mesopotamia berbahasa Semit.

Pada awal 3000 SM, bangsa Sumeria dan Mesir telah menemukan sistem penulisan berdasarkan simbol. Skrip awal ini terutama digunakan oleh pedagang dengan pedagang lainnya untuk mencatat kontrak, kwitansi, dan daftar barang.

Saudagar dan pedagang Fenisia menginginkan sesuatu yang tidak terlalu sulit untuk dipelajari dan akan cepat dan mudah digunakan. Sayangnya, baik sistem penulisan Mesir maupun Sumeria tidak memenuhi kriteria ini dengan baik. Mereka menggunakan ratusan simbol kompleks yang berbeda untuk mewakili ide (ideogram) dan suara suku kata (fonogram).

Orang Fenisia menyadari bahwa sebagian besar kata hanya terdiri dari sejumlah kecil bunyi sederhana. Mereka menemukan bahwa suara-suara ini hanya dapat direpresentasikan dalam 22 simbol dan berbagai kombinasinya.

Dalam alfabet mereka yang baru dibuat, orang Fenisia menggunakan simbol atau huruf hanya untuk konsonan, meskipun bahasa lisan mereka memang mengandung bunyi vokal. Abjad Ibrani dan Arab modern, yang secara langsung dipengaruhi oleh abjad Fenisia, masih belum mengandung simbol untuk vokal.

Orang Fenisia menyebarkan alfabet mereka melalui jaringan perdagangan mereka yang luas yang membentang di seluruh wilayah Mediterania. Orang Yunani mengadopsinya dan pada abad ke-8 SM telah menambahkan vokal.

Halaman
Reporter: Baharuddin Arifin
Editor: Baharuddin Arifin
Sumber: National Geographic
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler