WHO Rekomendasikan Penggunaan Obat Radang Sendi Untuk Mengurangi Risiko Kematian Akibat Covid-19 

Rabu, 7 Juli 2021 13:32 WIB

Share
Kantor WHO (Int)
Kantor WHO (Int)


MAKASSAR, POSKOTASULSEL.CO.ID - Dua jenis obat radang sendi yakni Actemra dari Roche dan Kevzara dari Sanofi dengan kortikosteroid, direkomendasikan penggunaannya oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk pasien Covid-19.

Jenis obat itu dinilai bisa mengurangi resiko kematian bagi pasien Covid-19. WHO menyebut bersasarkan Hasil percobaan terhadap 11 ribu pasien, obat tersebut mampu mengurangi resiko kematian.

WHO telah memperbarui pedoman perawatan pasiennya untuk memasukkan penghambat reseptor interleukin-6, kelas obat yang menyelamatkan nyawa pasien yang sakit parah atau kritis dengan Covid-19, terutama bila diberikan bersama kortikosteroid. 

Pasien yang sakit parah atau kritis dengan COVID-19 sering menderita reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh, yang bisa sangat berbahaya bagi kesehatan pasien. Obat penghambat interleukin-6 - tocilizumab dan sarilumab - bertindak untuk menekan reaksi berlebihan ini.

Dikutip dari laman WHO, ini adalah obat pertama yang ditemukan efektif melawan Covid-19 sejak kortikosteroid direkomendasikan oleh WHO pada September 2020. 

WHO mengevaluasi terapi obat tersebut saat merawat pasien Covid-19 yang parah dan kritis dengan senyawa interleukin-6 ini yang menghalangi peradangan "mengurangi risiko kematian dan kebutuhan akan ventilator mekanis." 

Menurut analisis WHO, risiko kematian dalam 28 hari untuk pasien yang mendapatkan salah satu obat radang sendi dengan kortikosteroid seperti deksametason adalah 21 persen dibandingkan dengan risiko 25 persen yang diasumsikan di antara mereka yang mendapat perawatan standar. 

Untuk setiap 100 pasien seperti itu, empat lagi akan bertahan, kata WHO dikutip dari Reuters. 

Selain itu, risiko berkembang membutuhkan ventilasi mekanis atau kematian adalah 26 persen bagi mereka yang mendapatkan obat-obatan dan kortikosteroid, dibandingkan dengan 33 persen pada mereka yang mendapatkan perawatan standar. WHO mengatakan bahwa berarti untuk setiap 100 pasien seperti itu, tujuh lagi akan bertahan hidup tanpa ventilasi mekanis.

"Kami telah memperbarui panduan perawatan perawatan klinis kami untuk mencerminkan perkembangan terbaru ini," kata pejabat Darurat Kesehatan WHO Janet Diaz. 

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler