Kementan Dorong Unhas Menadi Pusat Pengembangan Sagu Dunia

Jumat, 13 Mei 2022 16:04 WIB

Share
Rektor Unhas Prof JJ dan tim Kementan (foto : istimewa)
Rektor Unhas Prof JJ dan tim Kementan (foto : istimewa)

MAKASSAR, SULSEL.POSKOTA.CO.ID - Universitas Hasanuddin melalui Fakultas Pertanian (Faperta) bersama Tim Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia menggelar pertemuan dalam rangka melakuan koordinasi tindak lanjut Program Pengembangan Sagu Kawasan Timur Indonesia. 

Pertemuan berlangsung secara luring terbatas dengan penerapan protokol Covid-19 di Ruang Rapat D, Lantai 2 Gedung Rektorat Unhas, Kampus Tamalanrea, Makassar, Rabu (12/5/2022).

 

Dalam kesempatan tersebut, Tim Kementan RI menyampaikan berbagai persiapan program yang akan dijalankan melalui tahapan awal perencanaan pembangunan gedung Pusat Unggulan Sagu “World Sago Center”.

Tim Kementan RI menyatakan kesiapan pendampingan dan dukungan setiap progres pengerjaan, guna menjaga keberlanjutan program sebagai bentuk komitmen serta motivasi bagi peningkatan kebermanfaatan sagu yang memiliki potensi besar di Indonesia.

 

Melalui wawancara bersama Prof Dorothea Agnes Rampisela selaku penanggung jawab program menjelaskan bahwa program pengembangan sagu Kawasan Timur Indonesia adalah murni ide dari tim peneliti sagu Fakultas Pertanian Unhas yang mendapat dukungan oleh Menteri Pertanian.

“Program ini mendapatkan arahan oleh Rektor Unhas untuk menjadi Center of Excellence yang multidisiplin, melibatkan para peneliti dari berbagai fakultas,” kata Prof. Agnes.

Lebih lanjut, Prof. Agnes menuturkan tujuan utama program tersebut adalah sebagai ruang untuk mempromosikan potensi sagu yang merupakan harta terpendam di kawasan Timur Indonesia, dengan luas lahan sagu Indonesia 5,5 juta ha yaitu 85% dari  luas lahan sagu dunia 6,5 juta ha.

“Sagu adalah tanaman asli Indonesia yang dalam sejarahnya adalah pangan utama di KTI. Jadi Unhas sebagai universitas terbesar di KTI, merasa bertanggung jawab menjadi pusat penelitian sagu yang saat ini mulai dilirik oleh peneliti kelas dunia,” jelas Prof. Agnes.

Halaman
Editor: Baharuddin Arifin
Sumber: -
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler